16.3.11

MANILA - KINABALU - LABUAN - BRUNEI PART IV

Sebelumnya MANILA - KINABALU - LABUAN - BRUNEI PART III

Heading to Kinabalu
Balik ke Clark airport ketemu masalah baru, ga seperti halnya tiba beberapa hari lalu, sekarang bingung karena ga tahu dimana pool bus menuju Mabalacat bus terminal di Dau. Semua orang tahunya bus Victory Liner, berhubung waktu yang terbatas, naik LRT ke Edsa, lalu turun dan jalan kaki memanggul backpack sekitar 500 meter ke arah Makati. Sampailah ke pool bus Victory Liner. Tiket bus Victory Lines semuanya ber-ac, ke Dau 135peso, ber-ac, coba bandingkan kemaren naik yang tanpa ac cuma 70peso dianter sampe Pasay. 

Pool Victoria Liner

Perjalanan 1,5 jam ditempuh mulus tahu-tahu udah sampai karena gw asli ketiduran. Sesampainya disana pool Jeepney ac yang ke bandara kosong. Disuruh tunggu dulu, wah... Alamat ketinggalan pesawat karena kalaupun sudah datang juga bakal nunggu penuh, sementara gw ga melihat penumpang laen.
Akhirnya naik tricycle, tawar-tawaran 50peso sampe Mgate nanti katanya meneruskan dengan jeepney regular tanpa ac yang kebandara. Okelah, ternyata Mgate ga gitu jauh, dan sebenarnya tinggal jalan sedikit ke kiri terminal, akan bertemu jalan raya dan naik aja jeepney, dari tulisannya banyak yang ke Mgate. Ya sudahlah, setidaknya dengan waktu yang terbatas ini aku ga mau spekulasi, siapa tahu jeepneynya jalan-jalan keliling kampung dulu.
Di Mgate, ditunjukkan ke jeepney kosong menunggu penumpang ke arah bandara, gawat. Belum lagi kata drivernya, 100peso. Halagh, alamat scam ni, mending naik jeepney ac dari samping bus tadi, cuma 50peso (kalo ada). 
Karena berkejaran dengan waktu, gw ambil jalan terakhir, taxi, yup... 300peso dianter ke departure area bandara Clark. Pas dibayar, sopirnya tanpa dosa bilang cuma ada 100 peso, ga ada kembalian. Maksudnya? Teunaaanggg.. Aku suruh tunggu, cari tukeran, done... 300 peso pak supir!
Melewati pemeriksaan security sampe buka sepatu segala, masalah terakhir yang muncul aku baru inget kalo tiket airasia philipina exclude airport tax. Sama kayak Indonesia. Untuk internasional flight kita harus bayar 600peso. Terpaksa deh, berhubung stok peso udah nyaris ludes, nuker 20 dollar ke money changer airport.
Dari pengalaman tadi, laen kali harus spent waktu yang banyak apabila pengen terbang dari Clark apalagi kalo mau mencoba transportasi murah, buntut-buntutnya malah jadi mahal. Sebenernya menginap di Clark bukan ide buruk sih, di kotanya lumayan rame, ada hotel Sogo (franchise hotel lumayan murmer khas bangunan di cat merah menor deket terminal) dan ada beberapa spot tempat wisata karena deket pantai.
Finally, gw masuk boarding room berbarengan final call untuk all passengers to Kinabalu.
Kinabalu... I'm coming.

Gw udah di kinabalu, dengan perjalanan dramatis, karena cuaca buruk pesawat turun di Labuan stengah jam untuk lanjut lagi ke Kinabalu. Sampe pulau kecil bernama Labuan ini, kita gak boleh turun dari pesawat, diminta menunggu, disaat seperti ini yang laris tentunya kantin Airasia, tadi gw pikir gratis gara-gara pesawat turun mendadak, ternyata buayaaar.

Di pesawat dan Labuan dari udara





Sampe bandara Kinabalu waktu sudah nyaris jam 8 malam, sedangkan seharusnya sudah nyampe senaj jam 5-an tadi. Jam segini kayaknya ga ada lagi bus nuju kota. Satu-satunya transportasi umum adalah taxi. Kalo dari komplek bandara tentunya mahal, akhirnya jalan kaki keluar terminal 2 setelah mengambil peta Kinabalu (banyak di bandara).


Terminal 2 Kinabalu



Jalan kaki sekitar 500meteran, ketemu petunjuk Tanjung Aru atau Bandaraya, tentunya gw menunggu taxi ke arah Bandaraya. Ga lama nongol, minta anter aja ke Kampung Ayer dekat Night Market, rata-rata di Kinabalu taxi-nya males pake meteran, mereka biasa pukul rata 15ringgit jarak di dalam kota (minimum payment 10ringgit).
10menitan naik taksi karena jalan lancar, turun di Night Market, situasi rame namanya juga pasar malem, banyak yang jualan kayak tas, souvenir, aksesoris, pakaian, kanan kiri banyak restoran dan hotel.

Nightmarket



Ke Kinabalu ga perlu pusing soal hotel, minta anter aja kesini, puluhan hotel berkeliling. Ratenya rata-rata untuk standard private room sekitar 50-75 ringgit. Aku check in di Pertama Hotel yang ada di jalan Berjaya 1. Kamar mandi dalam, ac, tv, cuma 50 ringgit, gpp di lantai 4. Beberapa backpacker hostel malah lebih mahal :(

Hotel Pertama dan Masada Backpacker


Soal cari makan ga susah deh, makanan halal murah-murah, sampe kenyang. Ada juga beberapa food stall khusus sea food, tapi karena gw sendirian kayaknya mubazir makan gituan. Sempet keliling jalan kaki, ternyata Kinabalu emang seiprit, separuh kawasan di peta nyaris udah dijelejahi.

Yummy


Kinabalu, 9 Maret 2011 @Riza Bistro (free wifi)
Bangun pagi tadi menyusuri jalan Padang, melihat Masjid yang tempatnya agak tinggi di lereng bukit, lalu lapangan Merdeka dan salah satu landmark kota ini, Atkinson Clock Tower, jam gadang yang berdiri sejak tahun 1905. Kalo mau naik ke atas bisa ke Signal Hill Obeservory tuk melihat Kinabalu dari atas, tapi gw skip berhubung males naik.

Kinabalu









Melewati Sabah Tourism Board kita akan ketemu Ferry terminal (Jesselton Point). Di sini gw tanya-tanya tiket ferry ke brunei, beli tiket langsung 56 RM,  terdiri dua tiket, ke labuan dulu dari Kinabalu jam 8, lalu labuan - brunei jam 1 siang. Kalo beli tiket langsung lebih murah 8 ringgit dibanding kita beli tiket ke Labuan, lalu sampai Labuan baru beli tiket ke Brunei. Waktu tempuh sekitar 8 jam. Oke, let me think.
Di counter sebelah juga menawarkan paket tour keliling pulau-pulau sekitar Kinabalu, pulau Sapi, pulau Mamutik, Manukan, dll. Tinggal pilih paket 2 pulau sekian ringgit, 3 pulau segini. Harga include tiket pergi pulang ga termasuk makan. Kalo ada waktu panjang di Kinabalu, boleh juga tuh.
Di seputar terminal ferry juga ada cafe-cafe pinggir pantai, enak banget untuk nongkrong, cuma sekarang panas pagi mulai menyengat. Kalo laper ada restoran Padang yang kelihatan dari luar rame sih.

Ferry terminal












Jalan kaki keluar terminal menuju Wisma Merdeka, disini banyak money changer. Setelah menukar uang ke ringgit dan sedikit ke dollar brunei, ke belakang wisma merdeka langsung terlihat pantai menghampar. Airnya jernih, wah bagus banget. Jauh kelihatan beberapa pulau dan beberapa kapal nelayan tertambat di pinggir central market/wet market.

Waterfront








Puas nongkrong dan jempret-jempret, gw jalan ke bus stasiun di deket city park di jalan Tugu. Info yang gw dapet, nembus Brunei bisa melalui bus. Ada beberapa loket bus, yang punya rute ke Brunei adalah Sipintang Express dan Jesselton Express. Perjalanan ke Brunei sekitar 10 jam, dengan rute Kinabalu-Beaufort-Menumbok(Labuan)-Sipitang-Tenom-Lawas-Limbang (sarawak)-Bandar Sri Begawan. Tiketnya 100 RM. Nyaris 2x lipat daripada naik Ferry dan lebih lama jarak tempuhnya. Tapi yang menarik buat yang ingin koleksi cap paspor, akan ada 7x cap paspor dalam perjalanan ini karena masuk keluar negara bagian Sabah ke Sarawak, lalu Brunei . Wew. What do u think?

Riza Bistro, Kinabalu jam 22.45
Ditemani secangkir teh tarik hangat, merenggangkan kaki dulu setelah seharian keliling kota.

Teh tarik

Diputuskan naik ferry aja, karena lebih murah tadi, langsung beli tiket direct karena akan lebih hemat, tetapi tadi sempet nanya, boleh ga tiket KK-Labuan belinya untuk besok pagi, lalu Labuan-Brunei untuk esok lusa. Di jawab boleh! Ya udah, gw bakal nginep satu malam di pulau Labuan. Belum ada bayangan apa-apa ada apa di Labuan itu, padahal kemaren sempet "mampir" 30 menit walau tidak turun tetap di dalam pesawat. Makanya malem ini kusempatin sedikit browsing setidaknya ada gambaran ada apa di Labuan.
Tadi sore setelah hujan reda, jalan kaki ke bus terminal yang dekat plaza wawasan, beda dengan bus terminal di citypark yang merupakan pool bus-bus kayak Sipintang tadi, maka bus yang satu ini numplek becek karena hujan semua bus, mobil colt,  minivan dari luar distrik.

Terminal bus n fresh market, becek ga ada ojek


Tujuan gw pantai Tanjung Aru, ditunjukin bus 16a tapi yang ada tulisan LCCT dengan biaya 1,5 rm, karena bus ini ternyata masuk dulu ke terminal 2 LCCT untuk menurunkan dan menaikkan penumpang. Dari gerbang terminal 2 ini ternyata pantai Tanjung Aru udah deketttt bgt.

Tanjung aru








Pantai Tanjung Aru memang mantap banget, dengan air yang biru, pasir yang bersih, pohon pinus di pinggir pantai, sepi pula seperti pantai pribadi. Di bagian depan juga ada cafe dan taman bermain anak-anak, selain itu dari kejauhan tampak menara masjid di pinggir pantai. Sayang sudah teramat sore, jadi ga sempet jalan kesana. Oya, bus LCCT paling sampe jam 5/6 sore, setelah itu cuma taksi yang memegang peranan.
Dari peta sebenernya pengen ke Lukas Bay, terlihat pantainya dibelah oleh jalanan, jadi kanan kiri akan tampak pantai sepanjang jalan Lukas Bay. Ya, lain kali deh. Tapi kapan ya, mengingat AA sudah menutup pula rute Jakarta-Kinabalunya.

Sunset





 ke kota keluar masuk plaza dan mal di Kinabalu, beberapa barang terlihat ketinggalan jaman, sekedar lihat-lihatlah. Melalui Api-api apartment, banyak warnet disini, sebelumnya gw sempet nyari lokasi warnet di Kinabalu.
Oke deh, sementara mau istirahat dulu, besok pagi bakal 4 jam diombang-ambing lautan menuju Labuhan.


Selanjutnya MANILA - KINABALU - LABUAN - BRUNEI PART V

Tidak ada komentar:

Posting Komentar