Sebelumnya
MANILA - KINABALU - LABUAN - BRUNEI PART III
Heading to Kinabalu
Balik ke Clark airport ketemu masalah baru, ga seperti halnya tiba beberapa hari lalu, sekarang bingung karena ga tahu dimana pool bus menuju Mabalacat bus terminal di Dau. Semua orang tahunya bus Victory Liner, berhubung waktu yang terbatas, naik LRT ke Edsa, lalu turun dan jalan kaki memanggul backpack sekitar 500 meter ke arah Makati. Sampailah ke pool bus Victory Liner. Tiket bus Victory Lines semuanya ber-ac, ke Dau 135peso, ber-ac, coba bandingkan kemaren naik yang tanpa ac cuma 70peso dianter sampe Pasay.
Pool Victoria Liner
Perjalanan 1,5 jam ditempuh mulus tahu-tahu udah sampai karena gw asli ketiduran. Sesampainya disana pool Jeepney ac yang ke bandara kosong. Disuruh tunggu dulu, wah... Alamat ketinggalan pesawat karena kalaupun sudah datang juga bakal nunggu penuh, sementara gw ga melihat penumpang laen.
Akhirnya naik tricycle, tawar-tawaran 50peso sampe Mgate nanti katanya meneruskan dengan jeepney regular tanpa ac yang kebandara. Okelah, ternyata Mgate ga gitu jauh, dan sebenarnya tinggal jalan sedikit ke kiri terminal, akan bertemu jalan raya dan naik aja jeepney, dari tulisannya banyak yang ke Mgate. Ya sudahlah, setidaknya dengan waktu yang terbatas ini aku ga mau spekulasi, siapa tahu jeepneynya jalan-jalan keliling kampung dulu.
Di Mgate, ditunjukkan ke jeepney kosong menunggu penumpang ke arah bandara, gawat. Belum lagi kata drivernya, 100peso. Halagh, alamat scam ni, mending naik jeepney ac dari samping bus tadi, cuma 50peso (kalo ada).
Karena berkejaran dengan waktu, gw ambil jalan terakhir, taxi, yup... 300peso dianter ke departure area bandara Clark. Pas dibayar, sopirnya tanpa dosa bilang cuma ada 100 peso, ga ada kembalian. Maksudnya? Teunaaanggg.. Aku suruh tunggu, cari tukeran, done... 300 peso pak supir!
Melewati pemeriksaan security sampe buka sepatu segala, masalah terakhir yang muncul aku baru inget kalo tiket airasia philipina exclude airport tax. Sama kayak Indonesia. Untuk internasional flight kita harus bayar 600peso. Terpaksa deh, berhubung stok peso udah nyaris ludes, nuker 20 dollar ke money changer airport.
Dari pengalaman tadi, laen kali harus spent waktu yang banyak apabila pengen terbang dari Clark apalagi kalo mau mencoba transportasi murah, buntut-buntutnya malah jadi mahal. Sebenernya menginap di Clark bukan ide buruk sih, di kotanya lumayan rame, ada hotel Sogo (franchise hotel lumayan murmer khas bangunan di cat merah menor deket terminal) dan ada beberapa spot tempat wisata karena deket pantai.
Finally, gw masuk boarding room berbarengan final call untuk all passengers to Kinabalu.
Kinabalu... I'm coming.
Gw udah di kinabalu, dengan perjalanan dramatis, karena cuaca buruk pesawat turun di Labuan stengah jam untuk lanjut lagi ke Kinabalu. Sampe pulau kecil bernama Labuan ini, kita gak boleh turun dari pesawat, diminta menunggu, disaat seperti ini yang laris tentunya kantin Airasia, tadi gw pikir gratis gara-gara pesawat turun mendadak, ternyata buayaaar.
Di pesawat dan Labuan dari udara
Sampe bandara Kinabalu waktu sudah nyaris jam 8 malam, sedangkan seharusnya sudah nyampe senaj jam 5-an tadi. Jam segini kayaknya ga ada lagi bus nuju kota. Satu-satunya transportasi umum adalah taxi. Kalo dari komplek bandara tentunya mahal, akhirnya jalan kaki keluar terminal 2 setelah mengambil peta Kinabalu (banyak di bandara).