Ayuthhaya, Chiang Mai, Chiang Rai, Mae Sai, Golden Triagle + Tachilek (Myanmar) Part I

Perjalanan kali ini berkesan semua penuh dadakan dan tanpa persiapan, gimana gak, itinerary awal yang semula maunya ke Laos, gagal total. Gak ada plan B, plan C, semuanya flow like water.... Blow like the wind... :)

Tiket Jetstar murmer Jkt-Bangkok PP yang didapat 2 bulanan lalu akhirnya kepake juga, pergi bayar sekitar 180ribuan, balik 0, cuma bayar airport tax Bangkok aja, total gak lebih 500rb.

Tapi itu deh, ga ada direct flight to Bangkok, transit dulu ke Singapore. Mau murah nurut aja deh. Sebulan sebelum berangkat dapet email dari jetstar mengabarkan ada perubahan waktu. Perubahannya ga asik bgt, memaksa aku transit di Singapore 12 jam-an, finally telpon ke Jet star (agak ribet karena nomor Australia, nomor lokalnya ga diangkat-angkat), akhirnya tanggal penerbanganku dapet dirubah, dan transit sekitar 6 jam saja.

Naik Jetstar dapet kue sama minum air putih, overall penerbangan ke Singapore lancar aja dan mendarat mulus di Terminal 1 Changi.

Sesampainya disana, karena transit 6 jam, daripada bengong naik skytrain ke Terminal 2, tujuannya daftar city tour gratis.

Memang tourism Singapore menyediakan paket tour keliling Singapore gratis, khusus untuk penumpang transit yang jadwal penerbangan selanjutnya setelah tour lebih dari 2 jam.

Free City Tour di Changi

Aku kebagian ikutan City Tour jam 3 siang, naik bus wisata, selanjutnya guide menerangkan segala ikhwal tentang Singapore. Berhenti sebentar di Chinatown, kita dikasih waktu 15 menit melihat-lihat kuil, dan waktu ini aku gunain buat makan nasi lemak di salah satu foodcourt deket parkiran bus :)

City tour yang dijadwalkan menghabiskan waktu 2 jam, tepat berakhir pada waktunya. Mengingat jalanan Singapore yang jarang macet jadi kita gak perlu deg-degan bakal telat. Bayangin kalo Bandara Soetta nawarin City Tour ginian, pasti pesertanya bakal ketinggalan pesawat semua mengingat Jakarta juaranya macet.

Ikutan City Tour gini, ketika keluar masuk imigrasi, lumayan paspor di stamp imigrasi Singapore nambahin koleksi tetapi dikasih stiker peserta city tour yang ditempel di dada dan dikawal guide.


Melanjutkan penerbangan ke Bangkok, sampai jam 9 malam di Bangkok, dari beberapa forum luar katanya ada bus dari bandara Suvarnabhumi ke Nong Khai, provinsi perbatasan Thailand - Laos yang berangkat setiap hari jam 10.30 malam.

Setelah keluar dari imigrasi, buru-buru naik shuttle bus bandara menuju terminal bus bandara, sesampai disana ternyata bus ke Nong Khai berangkat jam 9 malam. Aduh informasi tadi menyesatkan.

Pengennya nekat ke terminal bus Mochit cari bus ke Nong Khai atau ke terminal kereta Hua Lam Phong, tetapi berhubung sudah malam dan ga yakin masih ada ga diputuskan  dari bus terminal naik mobil Victory Monument untuk nanti melanjutkan ke Khao San Road cari hotel untuk bobo.

Pagi-pagi langsung checkout dari Marcopolo Hotel yang ada di salahsatu gang di Khao San Road, cuma 250bath (kamar standar asal bobo aja), naik taxi meter ke stasiun Hua Lam Phong cuma 70bath, sesampai disana malah yang dibeli tiket kereta ke Ayuthhaya. Mikir-mikir ke Nong Khai mending malem aja karena disarankan sampai disana pagi-pagi menghindari antrian imigrasi.

Hua Lam phong dan kretaku

Dari dulu pengen banget ke Ayutthaya pengen melihat puluhan/ratusan wat  disana juga kepala Budha yang terbelit akar. Sebelumnya cuma lihat gambar-gambar dalam brosur-brosur tour di Khao San Road, tapi nekad aja pergi sendiri.
Dengan 15 bath dapet tiket kereta ekonomi bulukan berkipas angin aja. Penumpang bercampur antara backpackers dengan penduduk asli dekil-dekil. Perjalanan 2 jam dihabiskan ngobrol dengan seorang monk yang cerita kalo untuk orang Thailand, tiket kereta (duduk) gratis. Lalu dia juga lagi puasa makan karena ketika kutawari bekal kue ia menolak, tapi kutraktir minum, dia pilih juice orange :).

Ayuthhaya, Chiang Mai, Chiang Rai, Mae Sai, Golden Triagle + Tachilek (Myanmar) Part II