16.3.11

HONGKONG & MACAU PART II

Sebelumnya Hongkong & Macau Part I

MACAU, The City Of Dreams
Setelah 1 jam perjalanan diombang-ambing kapal first ferry, akhirnya sampai juga ke terminal ferry Macau.

Terminal ferry Macau


Urusan dengan imigrasi setelah itu tak makan banyak waktu, pilihan gw waktu itu antara dua, ikut shuttle bus Grand Lisboa ke jalan keluar sebelah kiri atau Venetian ke jalan keluar sebelah kanan dan turun ke subway.
Akhirnya diputuskan naik shuttle bus Grand Lisboa karena lokasinya sudah di pusat kota, dengan gaya cuek naik aja langsung ke deretan mobil bus warna ijo yang siap mengantar kita ke casino Grand Lisboa.

Shuttle bus Grand Lisboa


Oya, untuk ikut bus ini diharuskan penumpang berusia 18 tahun. Jarak yang ditempuh ga gitu jauh, sekitar 10 menitan perjalanan, yang unik kita akan melewati tempat pembuangan mobil, yang kebanyakan menurut gw masih banyak yg layak pakai.
Shuttle bus berhenti di basement dan langsung dihadapan kita pintu masuk casino, segala macem arena perjudian ada. Yang berminat bisa cuek aja masuk sambil nenteng2 tas, nontoni (atau malah ikutan) main judi, cobain orange juice, kopi atau teh yang disuguhi gratis, atau yang nggak mau langsung aja naik eskalator ke atas ketemu  lobi dan keluar dipintu keluar.
Keluar dari Grand Lisboa, menghampar bangunan-bangunan tinggi, Wynn, Casino Lisboa, atau terlihat Macau Tower diujung sana, pokoknya kesempatan ini digunakan untuk narsis foto-foto deh. Kalo mau lihat suguhan air mancur gratis ala Wynn, bisa nyebrang melalui subway di belakang Casino Lisboa.

The Lisboa's


Jalan kaki dari Grand Lisboa ke Senado Square sekitar 10 menitan, pas di depan bundaran air mancur Senado Square nantinya ada Tourist Centre, masuk aja ke dalam, mengambil peta, brosur, dan ada internet gratisan yang bisa dipake, tapi antri.

Senado Square










Dari sini menuju reruntuhan gereja Ruins of st.Paul yang kesohor itu udah dekat, tinggal mengikuti petunjuk panah. Perjalanan juga ga kerasa karena di kanan kiri arsitektur bangunannya unik-unik dan jadul-jadul ala Portugis, termasuk melewati gereja San Antonia (bisa ngintip ke dalem),  toko toko barang bermerek, dan bagi-bagi sample kue/makanan gratis (yang makan bab* bisa kenyang karena banyak toko bagi-bagi sample dendeng babi).
Oya, jangan lupa cicipi Portugis Egg Tart yang enak banget, harganya 5-7 Mop/hkd. Juga ada Ireland Potatoes yang muantap dan disini juga ada jualan beberapa souvenir yang harganya lumayan murah. Buat yang mau beli baju kaos Macau juga ada di sepanjang jalan ini, harganya sekitar 30 Mop/hkd.



Ruins Of St Paul dan sekitarnya







Sesampai di Ruins of St Paul sudah tampak ramai oleh pengunjung,  bangunan yang selesai di bangun tahun 1640 dan terbakar tahun 1835 ini sudah menjadi landmark Macau. Oya, di samping kiri agak ke belakang jangan lewatkan sebuah kuil kecil bernama Nat Cha Temple, patung panda gede dan di samping kanan ada taman, lumayan untuk jadi lokasi foto2.

Setelah puas, giliran cari hotel, rencananya gw mau nginep semalem di Macau. Dari beberapa referensi, banyak yang menulis untuk menginep di Augusters Lodge. Tetapi harganya kurang bersahabat menurutku, hampir sama dengan Nam Pan Guest House atau Nam Pin (di belakang Grand Lisboa) yang sekitar 400mop/hkd per malam. Cari hostel super murah di Macau bukan urusan gampang, karena kebanyakan hotel bintang 4 dan 5 disini dan tidak ada kawasan khusus hostel-hostel murah.

Nam Pan Guest House


Walhasil berbekal tanya sana sini ternyata di dekat Senado Square ada sebuah hostel  tua berusia udah 100 tahunan dengan arsitektur china kuno (inget sama On On Hotel di Phuket Town), namanya San Va. Untuk sampai kesana tinggal berjalan 15 menit masuk jalan di depan Senado Square pas sebelah Optical 88, lalu ambil jalan yg kanan, tak lama ketemu jalan Rua de Felicidade, masuk sana 50meteran.
Sesampai disana, untung masih dapet kamar cuma seharga 140hkd, tanpa kamar mandi (share), tv, ac (gila nyalain ac suhu beginian). Rate hotel San Va dari 120-300an Hkd.
Interior kamar sederhana tetapi bersih dengan kipas angin baling-baling dan dinding stengah meter yang tidak tertutup sampai ke atas hingga kita bisa denger apa isi pembicaraan orang disebelah.  Selain itu ada dispenser untuk ambil air minum gratis. Gw ambil, karena tujuan untuk bobo aja. Di kamar ini ada wastafel, lumayan untuk gosok gigi dan keadaan darurat lainnya (u know what I mean). Yang anti dengan hotel beginian, beda 3 gedung ada hostel lebih manusiawi, bisa cek perbandingan harganya disitu.
Iseng-iseng gw perhatiin potongan-potongan berita koran yang ditempel di dinding, ternyata hotel San Va ini sempet jadi lokasi syuting film berjudul Isabella, memang hotelnya berasa vintage banget. Jadi backpacker mesti coba deh.

San Va Hotel





Night In Macau


Suasana malem di Macau tak lepas dari gemerlap lampu memancar dari kasino-kasino, betul-betul city of casinos deh.
Masuk kembali ke Grand Lisboa, penasaran pengen coba (gak disarankan). Gw pilih Blackjack yang gampang, walhasil modal 500 hkd, jadi menang 3000 hkd. Tapi namanya manusia, ga mau berhenti karena mengira toh bukan duit gw, yang ada akhirnya malah minus pake narik di atm (hehehe.... Budget traveller ngakunya, tapi overbudget malah di meja judi Macau). Itung-itung pengalaman.

Grand Lisboa Casino (candid)


Pulang gontai ke hotel, tidur tak nyenyak menyesali nasib, besoknya check out dari hotel, jalan kaki gw kembali ke Grand Lisboa, stopppp bukan untuk mengembalikan kerugian, tapi numpang shuttle bus ke ferry terminal.
Sampe di sana, gw ganti numpang shuttle bus ke Venetian, perjalanan bus shuttle ini lumayan jauh. Tapi itung gratisan city tour, gw bisa ngelewati Macau Tower, Patung Kun Lam, dan beberapa pemandangan lainnya termasuk menyebrang naik jembatan ke pulau Taipa yang terhubung oleh 3 jembatan panjang dari Macau.
Venetian adalah kembali komplek perjudian, hotel dan shopping centre. Pertama masuk di lobi barat, kita akan melihat lagi satu lantai casino, sempet curi2 foto, dan menahan diri untuk tidak mencoba (lebih tepatnya udah abis modal sih).Yang menarik kita naik ke Grand Cannal Shop, bakal ketemu komplek pertokoan yang dibelah canal buatan lengkap Gondola. Suasananya jadi romantis dengan langit buatan dan arstitektur pertokoan ala Eropa. Yang seru, pembawa Gondolanya menghibur penumpang sambil bernyanyi yang suaranya ga kalah dengan Susan Boyle.

Venetian Casino



Grand Cannal Shop




Jeprat-jepret disini, setelah puas langsung balik ke shuttle bus. Kembali menuju Macau Ferry Terminal, beli tiket kali ini 140hkd tujuan Kowloon, balik ke Hongkong dan nginep semalem karena baru besok malam pulang ke Indonesia. Kunjungan ke Macau kali ini cuma 1 hari, jadi gw nggak terlalu meng-eksplore Macau naik bus-bus umum, padahal ada beberapa lokasi menarik sesuai peta yang gw ambil. Maybe next time deh, sambil bawa modal yang banyak :)
Pengeluaran ke Macau sebenernya ga banyak, sekedar tiket PP 273 Hkd, hotel 140hkd, makan dan jajan sekitar 100hkd, sementara ongkos transportasi dalam kota 0 (baca nol), tapiiiiii....... Kekalahan di meja judi Macau itu menyakitkan. Memang benar apa kata Haji Oma Irama.

Hawaii Guest House, Selasa malam pukul 23.00
Balik Ke Hongkong kembali aku menginap di Hawaii Guest House, dengan harga yang sama seperti kemaren, dapet kamar dengan fasilitas yang sama cuma ada jendela menghadap ke jalan, lumayan. Kamar-kamar disini mengingatkan dengan situasi kamar rumah sakit di Indonesia.

Kamar lagi, tomyam rice 7/11 dan duit sisa



Rencana menghabiskan malam dengan jalan ke Mong Kok akhirnya harus dibuang jauh-jauh mengingat hawa dingin yang menusuk. Walaupun sudah mandi air panas (selama di Macau gw malah ga mandi cuma cumuk doang), yang paling enak ternyata sembunyi di bawah selimut.
Sebelumnya sempat belanja makan malam di 7-11, mengisi air panas, dan walaupun ga banyak pilihin menyempatkan belanja baju kaos oleh-oleh di Mirador Mansion.Bosen nonton tv, ngopi dulu meminjam gelas dengan Mama (pengurus Hawaii Guest House, pinoy, ramah orangnya), dan sempat terdengar ada tamu yang check in, guess what, mereka dapet harga cuma 150hkd, weleh-weleh, lain kali kalo kamu mau nginep disini, tawar harga segitu deh.
Rencana besok setelah check out akan sebelum ke Bandara, akan menyempatkan ke Lantau Island dulu. Sementara sisa uang tinggal 50-an hkd lagi. Itupun recehan.Itung-itungan ku, 15 hkd untuk makan siang besok, 35 hkd untuk bus PP ke Lantau Island dari Thung Chun. Sementara biaya MTR dan bus dari Thung Chun ke Bandara, masih di "subsidi" octopus card yang masih bersisa 20 dollar-an. Untuk "biaya hidup" di bandara menunggu pesawat berangkat jam 11 malem besok, akan mengandalkan refund Octopus Card yang 43hkd.
Oke, semoga kali ini tepat budget hingga ga perlu tarik atm lageee.

LANTAU ISLAND
Terus terang gw ga sabar pulang, kangen sama cuaca tropical Indonesia, tapi satu lagi yang mesti dijajal adalah Lantau Island.Dari Tsim Tsha Sui, naik MTR menuju Lai King, lalu bertukar kereta yang menuju Tung Chung. Sesampainya disana, keluar melalui pintu A dan langsung sedikit jalan ke terminal Cable Car. Pilihannya ada dua, bisa naik kreta kabel atau bus. Pilihanku sesuai budget naik bus, langsung beli tiket PP 35hkd (untuk weekend harganya jadi 55hkd), dan buru-buru masuk ke dalam bus bernomor 23 sekedar mendapatkan sedikit kehangatan.
Berhubung lagi lagi cuaca sudah dingin banget di Tung Chung sampai mulut berasap-asap. Oya, pembayaran bisa juga dilakukan dengan Octopus Card, akan dipotong 17,2hkd sekali jalan.
Perjalanan bus menembus kabut tebal menaiki areal perbukitan, kita bisa melihat kawasan ini begitu sepi layaknya kota mati. Sempat tertidur tidur akhirnya sampai juga ke Ngom Ping. Rasanya males bgt keluar bus berhubung diluar dingin banget. Apadaya harus keluar. Jarak pandang paling cuma 5 meteran, jadi males jalan karena rasanya sekujur tubuh sudah membeku.
Arah panah menunjukkan ke arah patung Giant Budha, mengharuskan kita menaiki anak tangga yang berjumlah ratusan. Bersusah payah naik sambil menggendong tas, akhirnya sampai di atas. Dan tahu ga, ternyata udah sampe aja dan mana Giant Budha-nya? Oala...... Ga kelihatan karena tertutup kabut.

Giant Budha full kabut




Di bagian bawah patung ternyata ada counter cindera mata, makanan, dan pengunjung dipersilahkan naik ke atas, tetapi harus membeli semacam kupon di bawah. Yang menarik di beberapa sisi ada altar orang-orang yang sudah meninggal, yang kukenal ada satu, Anita Mui, penyanyi terkenal Hongkong. Sempet baca beberapa persembahan dari penggemar beratnya yang ditinggalkan disana.
Sekitar 15 menit gw jalan turun, tentunya ga terasa capeknya, tujuan selanjutnya Wisdom Path, tapi ku skip berhubung ga bakal ada yang bisa dilihat atau difoto berhubung kabut tebal. Mampir bentar ke 7 eleven di Ngong Ping Village, sekedar beli kopi 5 dollaran.

Ngomping village



Bus pulang kemudian membawa ku kembali ke Tung Chun, langsung lanjut dengan bus S1 menuju terminal 2 Airport Hongkong. Sisa saldo di octopus card sekitar 7 hkd, langsung di refund di counter MTR, lumayan dapet 50hkd sekedar untuk jajan-jajan di bandara. Menghabiskan sisa waktu 6 jam menunggu penerbangan pulang.

Oke That's It my FR, kalo ditanya total pengeluaran untuk akomodasi, tranportasi dan konsumsi untuk perjalanan 5 hari ini, sekitar 1,7 juta rupiah...... Itu diluar beli souvenir daaaaan kalah judi di Macau. Hehehe.

Rinciannya :
Hongkong
1. Kamar Hotel 3x180 hkd = 540 HKD
2. Octopus Card 150HKD (semua biaya transportku di HK mengandalkan kartu ini, di refund 50-an HKD pas pulang)
3. Makan + Jajan 75HKDx5 hari = 375 HKD
4. Transportasi ke Lantau Island 35 HKD

Macau
1. Kapal PP 273 HKD
2. Hotel 140 HKD
Akan lebih murah kalau kamar bisa bagi 2 (karena 2 ranjang) dan rute pergi dari Macau pulang dari Hongkong atau sebaliknya hingga tak perlu naik kapal pulang pergi.
Kalau begini ternyata jalan-jalan ke Hongkong Macau jauh lebih murah daripada Singapore. Di Singapore biaya transportasi lumayan tinggi, apalagi biaya hotel, ditunjang kurs mata uang mereka yang lumayan gede.
Sementara itu dulu, semoga tulisan ini bermanfaat untuk teman-teman.

PS. Satu hal yang cukup menarik di akhir perjalanan gw ini, ini kali pertama dan kali terakhir aku naik Mandala. Penerbangan pulangku ternyata jadi penerbangan terakhir Mandala setelah mereka menyatakan diri  menutup semua penerbangan mereka karena terlilit hutang (sempet sport jantung di HKIA menunggu kepastian pulang).

1 komentar:

  1. hahaha.. mau untung malah buntung ya.(casino-red)
    wah, harusnya saya juga berangkat lebih awal naik mandala, sayangnya dapat tanggal 14 yg promo.. -.-"

    Jadi ingat trip kemarin, kurang lebih sama, beda" dikit.. Di Macau nginap di Tung Fong GH, mirip-mirp seperti Sana(kemarin Ga nemu atauu ga nyadar), rate 150HKD.. Di HKD di Mandarin GH blok E Chunking Mansion dikasih 180HKD, ruangannya minimalis tapi arsitekturnya lumayan dan bersih, ada TV,AC,kamar mandi dlm dengan pintu sorong untuk single room(Ga kayak rumah sakit).. hahaha

    Kemarin ga sempat ke Giant Buddha dan Venetian tapi ke City of Dreams. Next time jalan bareng asik kali yah.. =)

    BalasHapus